SLEEP WALKING

SLEEP WALKING
(Somnambulism)
Sleep walking atau berjalan ketika tidur merupakan salah satu gangguan kesehatan dalam tidur, keadaan ini berlawanan dengan tidur tetapi terjadi saat tidur. Fenomena ini terjadi pada saat tidur dalam fase ketiga, keempat dan sebelum mimpi. Berikut fase-fase dalam tidur,
               Fase-fase  tidur :
1.      Alpha → masih dalam kondisi sadar, relaks
2.      Theta → pre-consciuos, awal fase ketidaksadaran
3.      Spindle → fase lebih tinggi dari pre-conscious
4.      Delta → Fase ketidaksadaran (unconscious)
5.      REM (rapid eye movement) → Fase mimpi

               Sleepwalker sebagai sebutan orang yang mengalami sleepwalking, biasanya memiliki kenangan buruk akan episode sleepwalking, karena seperti mimpi NREM lainnya, tindakan berjalan dalam tidur tampak kurang aneh dan baru dibandingkan mimpi REM. Penyebab sleepwalking sangat bervariasi pada usia yang berbeda.
      Anak yang berjalan dalam tidur sering digambarkan tidak tahu di mana mereka berada, memiliki pidato lambat, dan memiliki respons tertunda terhadap pertanyaan atau permintaan. Beberapa anak akan berpakaian, berkeliaran di sekitar kamar mereka, atau pergi ke kulkas. Usia yang paling umum untuk tidur berjalan adalah 10 tahun, dan sekitar 14% anak pernah mengalami sleepwalking pada usia ini. Secara keseluruhan, sekitar 29% anak-anak mengalami sleepwalking setidaknya sekali selama masa kanak-kanak. Anak-anak yang orang tuanya telah tidur nyenyak lebih cenderung mengembangkannya sendiri. Pada orang dewasa, berjalan dalam tidur mungkin merupakan gejala psikopatologi atau stres, pengobatan efek samping, atau gangguan kejang dan mungkin juga terjadi bersamaan dengan teror malam hari, mabuk tidur, atau malingering (berpura-pura sakit).  Sleepwalking pada anak-anak normal terjadi dan biasanya tidak memerlukan perawatan medis. Orangtua perlu mengawasi anak-anak. Orang dewasa yang berlanjut atau mulai sleepwalking lebih berisiko terhadap cedera. 

Faktor penyebab sleepwalking, yaitu:
·         Genetik :  sleepwalking menurun pada keluarga. Kemungkinan dapat meningkat 2-3 kali lipat jika salah satu orangtua mengalami sleepwalking saat masa kecil atau dewasa.
Usia: sleepwalking lebih sering terjadi pada anak-anak daripada orangtua, dan terjadinya sleepwalking pada orang dewasa biasanya terkait dengan kondisi kesehatan.
    Sleepwalking tidak memerlukan perawatan medis jika tidak terlalu sering, namun lebih meyakinkan
 bahwa sleepwalking adalah kondisi yang pada akhirnya bisa sembuh sendiri. Berikut pencegahannya  :
1.      Salah satu penyebabnya adalah ketidaksetabilan fisik dan ketegangan saraf . Maka, upayakan kedua hal ini tidak sampai terjadi.
2.      Memasang teralis besi di jendela, supaya tidak jatuh dari jendela.
3.      Mengunci pintu utama rumah dengan kunci yang tidak bisa dijangkau oleh yang bersangkutan.
4.      Tidur di tempat yang rendah dan di kamar yang terletak di lantai dasar, supaya tidak terjatuh dari atas.
5.      Jika sleepwalking tejadi secara sering 1-2 kali seminggu, untuk mengkosultasikan yang bersangkutan kepada dokter agar mendapat terapi yang tepat untuk mengurangi gejalanya.

Kesimpulan :
Secara singkat, sleepwalking atau (somnabulism) adalah gangguan kesehatan yang ditandai dengan gerakan berjalan pada saat tidur. Pendapat lain mengenai  (sleepwalking) adalah suatu kondisi dimana seseorang bangun dan berjalan saat sedang tidur. Namun tidak mesti berjalan saja, orang yang terbangun, lalu duduk di tempat tidur dan melihat sekeliling kamarnya dalam keadaan tidak sepenuhnya bangun pun dianggap termasuk ke gejala kondisi ini. Penderita mungkin juga dapat terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang lain, seperti berbicara atau makan pada saat tidur. Berjalan sambil tidur khususnya dapat terjadi pada saat tidur yang terlalu nyenyak.
Meski gangguan tidur berjalan bukan merupakan gejala dari suatu masalah kesehatan yang serius dan tidak membutuhkan tindakan medis, penanganan oleh dokter disarankan apabila kondisi ini sudah sangat mengkhawatirkan dan berisiko tinggi membahayakan penderitanya. Selain itu, Anda juga disarankan menemui dokter apabila ganggunan tidur berjalan yang dialami anak Anda tetap berlanjut hingga mereka dewasa. Gangguan tidur berjalan yang tergolong parah kemungkinan bisa ditangani melalui hipnoterapi atau terapi perilaku kognitif, serta pemberian obat-obatan antidepresan dan benzodiazepine. Apabila disebabkan oleh suatu penyakit, misalnya sindrom kaki gelisah dan apnea tidur obstruktif, maka gangguan tidur berjalan akan hilang dengan sendirinya setelah kondisi-kondisi yang mendasari tersebut bisa diatasi.

DAFTAR PUSTAKA

 

Journal “Prevalence of Sleepwalking: A Systematic Review and Meta-Analysis Helen M. Stallman , Mark Kohler Published: November 10, 2016 http://journals.plos.org/plosone/article?id=10.1371/journal.pone.0164769
Journal “Sleep Terrors and Sleepwalking Common Parasomnias of Childhood”Megan A. Moreno, MD, MSEd, MPH JAMA Pediatr. 2015;169(7):704. https://jamanetwork.com/journals/jamapediatrics/fullarticle/2337224
Faktor penyebab sleepwalking di unduh pada 29 oktober 2017 pukul 12:00 https://hellosehat.com/penyakit/sleepwalking-tidur-berjalan/
Dra. Rahayu Ginintasasi, M.Si “ Jurnal Kesadaran” http://JUR._PSIKOLOGI/195009011981032-RAHAYU_GININTASASI/KESADARAN.pdf/
Ibrahim, Ahmad Syawqi (2013),Misteri Tidur , Jakarta : Zaman




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Psikologi Kepribadian-Teori Menurut John Dollard dan Neal E. Miller

Teori-Teori Masuknya Islam ke Indonesia

Struktur dan Fungsi Organ Reproduksi Pria